12/03/2011

CerPen: Gaun yang Cantik


Suatu pagi terlihat sesosok gadis kecil berambut pirang hendak berbelanja di butik ternama di Indonesia.Ia hendak membelikan gaun untukdijadikan oleh-oleh sekaligus hadiah ulang tahun untuk ibunya di London, Inggris. Ia terus memilih dan memilih, dan mata birunya tertuju pada sebuah gaun batik yang cantik.
          “Waaaaah….. cantik sekali gaun itu” ujarnya sambil terus mendekat.
Di pegangnya gaun itu dan ia berkata, “ini gaun tercantik yang pernah aku lihat”.
Gadis itu terkejut karena tiba-tiba gaun yang ia pegang itu bicara.“Terimakasih atas pujian nyanak.Perlu kamu tahu nak, dulu aku tidakcantik. Sebelum menjadi gaun yang dikagumi, aku dulunya hanyalah kepompong ulat sutra yang menjijikkan .Namun suatu hari ada seorang perajinkain yang mengambilku dari pohon murbei kemudian ia merebusku kedalam air yang mendidih hingga aku menjerit kepanasan. ‘Berhenti! Berhenti!’teriakku tetapi ia bilang ‘belum  larva ulatnya harus mati’. Lalu ia memintal ku untuk di buat menjadi kain sutra. Kukira penyiksaan ini telah berakhir tapi ternyata belum.Aku di corat-coret olehnya, ujung pensil yang tajam membuatku perih. Setelah aku merasakan perihnya di corat-coret pensil yang tajam aku di lumuri oleh lilin yang sangat panas .’Ampun…! Aku tak kuat lagi’ teriakku tetapi ia masih bilang ‘belum’. Lilin yang dilumurkan padaku di biarkan kering, lalu aku di bawanya ketempat pewarnaan, aku di celup-celupkan beberapa kaliolehnya hingga aku basah kuyup.Kukira aku takan di rebus lagi tapi ternyata aku salah, aku di rebus kembali olehnya, lilin-lilin yang melekat padaku mulai menghilang .lalu aku dikeringkan dan aku dibawa ketempat berisik penuhdenganbesi-besi tajam aku ngeri sekali melihat pemandangan itu kain-kain berteriak dengan kencang ‘aku sakit! Akus akit!’ dan sekarang giliranku aku di corat-coret kembali dan di gunting rasanya seperti setengah mati. Dan aku  d jait dengan jarum yang sangat tajam, setelah itu aku d press dengan setrika yang sangat panasdan aku merintih kesakitan.Sesudahnya aku di bawa oleh seorang wanita cantikdan di hadapkan kedepan cermin. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku telah berdiri sebuah gaun yang begitu cantik.Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku saat ini”.