Suatu
pagi terlihat sesosok gadis kecil berambut pirang hendak berbelanja di butik
ternama di Indonesia.Ia hendak membelikan gaun untukdijadikan oleh-oleh
sekaligus hadiah ulang tahun untuk ibunya di London, Inggris. Ia terus memilih
dan memilih, dan mata birunya tertuju pada sebuah gaun batik yang cantik.
“Waaaaah….. cantik sekali gaun itu” ujarnya sambil terus
mendekat.
Di
pegangnya gaun itu dan ia berkata, “ini gaun tercantik yang pernah aku lihat”.
Gadis
itu terkejut karena tiba-tiba gaun yang ia pegang itu bicara.“Terimakasih atas
pujian nyanak.Perlu kamu tahu nak, dulu aku tidakcantik. Sebelum menjadi gaun
yang dikagumi, aku dulunya hanyalah kepompong ulat sutra yang menjijikkan
.Namun suatu hari ada seorang perajinkain yang mengambilku dari pohon murbei
kemudian ia merebusku kedalam air yang mendidih hingga aku menjerit kepanasan.
‘Berhenti! Berhenti!’teriakku tetapi ia bilang ‘belum larva ulatnya harus
mati’. Lalu ia memintal ku untuk di buat menjadi kain sutra. Kukira penyiksaan
ini telah berakhir tapi ternyata belum.Aku di corat-coret olehnya, ujung pensil
yang tajam membuatku perih. Setelah aku merasakan perihnya di corat-coret
pensil yang tajam aku di lumuri oleh lilin yang sangat panas .’Ampun…! Aku tak
kuat lagi’ teriakku tetapi ia masih bilang ‘belum’. Lilin yang dilumurkan
padaku di biarkan kering, lalu aku di bawanya ketempat pewarnaan, aku di
celup-celupkan beberapa kaliolehnya hingga aku basah kuyup.Kukira aku takan di
rebus lagi tapi ternyata aku salah, aku di rebus kembali olehnya, lilin-lilin
yang melekat padaku mulai menghilang .lalu aku dikeringkan dan aku dibawa
ketempat berisik penuhdenganbesi-besi tajam aku ngeri sekali melihat
pemandangan itu kain-kain berteriak dengan kencang ‘aku sakit! Akus akit!’ dan
sekarang giliranku aku di corat-coret kembali dan di gunting rasanya seperti
setengah mati. Dan aku d jait dengan jarum yang sangat tajam, setelah itu
aku d press dengan setrika yang sangat panasdan aku merintih
kesakitan.Sesudahnya aku di bawa oleh seorang wanita cantikdan di hadapkan
kedepan cermin. Aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku telah berdiri
sebuah gaun yang begitu cantik.Semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu
menjadi sirna tatkala kulihat diriku saat ini”.